Pos
pengiriman barang. Walau hanya pos sederhana di perbatasan, semuanya sibuk.
Para kurir bersiap-siap mengirimkan barang ke pemiliknya masing-masing. Petugas
administrasi teliti kantung-kantung
besar dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Di luar sana, pedati
beserta kudanya telah menunggu.
“Ini tugas pertamamu. Tolong
antar paket ini ke Pak Tua di ujung desa,” kata seorang petugas pada kurir di
depannya. Kurir beliau itu tercenung.” Kurir muda itu menelan ludah. Terbayang
dalam benaknya perjalanan yang akan ditempuh. Jauh sekali. Melewati beberapa
sungai dan jalanan berbatu, berliku, menanjak penuh onak berduri.
Kurir muad itu enggan sekali
menunaikan tugas tersebut. “Kalau saja datang lebih awal, tentu aku dapat tugas
yang lebih dekat. Tak perlu melewati tanah gersang ini. Ah, kalau saja aku
mendapat kiriman yang tak tersuit ini, tentu semua lebih meyenangkan buatku.”
Ia terus begugam, mengutuk dirinya sendiri. Jalanan terjal berliku telah
beberapa saat dilalui. Sungai-sungai kecil dengan airnya yang bening juga telah
temui. Berkali-kali tapal kudanya terkena kerikil tajam, berkali-kali punya
hewan itu terperosok lubang besar. Ujung desa tinggal beberapa saat lagi.
Keduanya tampak kelelahan ketika mereka tiba di rumah Pak Tua.
Pak Tua gembira menerima paket
itu. Katanya, “Nak, terimah kasih. Sebagai hadiah, maukah aku tunjukkansesuatu
yang bisa menghap[uskan semua lelahmu?” Kurir muda itu bingung. “Aku punya
tempat rahasia. Temukamlah jalan itu dan semua lelahmu akan sirna. Berjalanlah
ke arah kanan di sebelah pohon besar. Terobos semak yang ada, maka kamu akan
menemukan rahasia itu.” Anak muda itu mengangguk pelan.
Ia menerobos semak yang ada di
depannya. Duhai, ada pemandangan indah di sana. Di balik semak itu terhampar
pepohonan yang rindang. Tanahnya landai, lembut tak seperti jalan sebelumnya.
Tak ada batu yang terjal kerikil yang tajam. Dalam jarak beberapa langkah,
terlihat kolam. Bening. Semuanya begitu menakjubkan. Kurir muda itu merasa
nyaman di sana. Hilanglah semua rasa lelahnya. Jalan tembus rahasia yang
ditunjukkan orang tua itu memang mengejutkan.
Betul saja, jalan tembus itu
terasa lebih pendek. Tak berapa lama, sampailah kurir muda itu ke pos
pengiriman barang. Kepala petugas menyambutnya. “Bagaimana perjalananmu,
sudahkah kamu melewati jalan rahasia dari pak tua itu?” Si kurir muda bingung,
“Hahaha….Sudah kuduga kamu akan bertanya. Pak Tua itu sebenarnya adalah bekas kepala
kurir di desa ini. Begitulah cara kami di sini mendidik setiap kurir muda.
Mereka akan selalu mengeluh setiap kali ditugasi ke sana. Tapi, saat kembali,
semuanya pasti berubah. Jalan rahasia itu selalu ampuh, tempat itu adalah obat
bagi prang kelelahan. Jalan itu seperti penyembuh bagi setiap orang-orang sepertimu.”
Kepala kurir itu kembali
bertanya, “Anak muda, belajar apa kamu hari in?” Kurir muda itu menjawab,
“Hmm….Aku belajar untuk tak menolak setiap tantangan yang ada di depanku.”
“Kamu bena, tapi bukan itu saja. Ketahuilah, selalu ada balasan atas semua yang
kamu lakukan dalam hidup in. Sebab, hidup adalah seperti mengantarkan barang
kiriman , selalu ada godaan untuk berhenti mencapai tujuanmua. Balasan dan
imbalan itu bukan ada di tengah perjalanan, tapi saat kaki menjejak di tempat
yang dituju. “Kurir muda itu tersenyum. Ia berjanji dalam hati untuk tidak
mengeluh atas setiap tugas yang diberikan. Karena ia percaya, selalu ada
balasan bagi setiap usaha yang dilakukan.***
0 comments:
Post a Comment